Selasa, 19 Juli 2011

Menyoal Buku Teks PAI SMP

MENYOAL MUTU
BUKU TEKS PELAJARAN PAI SMP
YANG DISUSUN OLEH TIM MGMP PAI SMP
KOTA PEKALONGAN

Oleh: Ahmad Ta’rifin

A. Pendahuluan
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP merupakan mata pelajaran yang dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian keagamaan dalam berbagai aspek: al-Qur’an, al-Hadis, Aqidah, Akhlak, fiqih dan sejarah Islam. Tujuannya adalah dalam kerangka: (1) menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; (2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang rajin beribadah, cerdas, tanggungjawab, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah dan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam agama sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.
Buku teks pelalajaran, meski bukan satu-satunya penentu keberhasilan mengajar namun berperan penting sebagai sumber belajar baik bagi guru terlebih lagi bagi siswa. Di antara kriteria buku ajar yang baik adalah buku ajar yang mampu merangsang semangat guru dan siswa untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta mampu memberikan modal awal yang berguna sebagai pondasi berpikir dan pengembangan pengayaan pengetahuan melalui sumber-sumber belajar lainnya. Selain itu buku yang baik juga harus mempertimbangkan kemudahan bahasa, cakupan materi dan keragaman daya nalar kritis di masing-masing madrasah.
Meski demikian, banyak buku teks pelajaran yang ditulis tanpa mempertimbangkan aspek/kriteria penulisan buku teks pelajaran yang layak/bermutu, sesuai Permendiknas No 48 tahun 2007 yang telah disetujui oleh Badan Standar nasional Pendidikan (BSNP), termasuk di dalamnya, menurut pembacaan sederhana penulis adalah Buku Teks Pelajaran PAI SMP yang disusun oleh TIM MGMP PAI Kota Pekalongan.

B. Pengertian dan Fungsi Buku Teks PAI
1. Definisi Buku Teks
Buku dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu.
UNESCO pada tahun 1964, memberikan pengertian buku sebagai “Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman”. Sesuai dengan definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.
Secara umum, buku adalah karya tulis ilmiah baik hasil tinjauan maupun hasil penelitian yang disusun sedemikian rupa menurut persyaratan tertentu yang ditetapkan dan diterbitkan. Buku dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu: buku teks, buku pegangan, buku saku, dan lain-lain.
Mengenai buku teks, ada beberapa pengertian yang diungkapkan para ahli sebagaimana terdapat dalam Buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, di antaranya:
1. Menurut Quest Hall, buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan intruksional.
2. Menurut Lange, buku teks adalah buku standar/buku setiap cabang khusus studi” dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok/utama dan suplemen/tambahan.
3. Menurut Bacon, buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.
4. Menurut Buckingham, buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.
Definisi buku teks pelajaran menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Dari beberapa definisi tersebut di atas disimpulkan bahwa buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.
Dengan kata lain, buku teks yang berkualitas adalah buku sekolah, buku pengajaran, buku ajar, atau buku pelajaran yang digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan dan dilengkapi dengan bahan-bahan untuk latihan, atau lebih tegasnya di sini adalah buku pegangan siswa yang sesuai dengan standar nasional dan sesuai dengan kurikulum yang tersedia.

2. Fungsi Buku Teks
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, buku teks dapat menjadi pegangan guru dan siswa, yang berfungsi sebagai referensi utama atau menjadi buku suplemen/tambahan. Di dalam kegiatan belajar, siswa tak sebatas mencermati apa-apa saja yang diterangkan oleh guru. Siswa membutuhkan referensi atau acuan untuk menggali ilmu agar pemahaman siswa lebih luas sehingga kemampuannya dapat lebih dioptimalkan. Dengan adanya buku teks tersebut, siswa dituntun untuk berlatih, berpraktik, atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku tersebut.
Oleh karena itu, guru harus secara cerdas menentukan buku ajar karya siapa yang akan digunakan di dalam pembelajaran. Karena, pada saat guru tepat menentukan buku ajar terbaik, hal tersebut akan berpengaruh besar di dalam proses pembelajaran nantinya. Permendiknas No. 48 tahun 2007 pada bab IV pasal 5 ayat 2 mengemukakan pentingnya pemilihan dan penentuan buku ajar/teks oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan mutu buku teks dan kesesuaiannya dengan standar nasional pendidikan.
Buku teks memainkan peran utama dalam pengajaran bahasa di kelas pada semua jenjang pendidikan, baik negeri maupun swasta, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Hampir setiap guru mempunyai buku teks baik karena disarankan kepada mereka maupun karena keperluan mereka dalam dunia pengajaran.
Sheldon sebagaimana dikutip Ansyari, mengajukan tiga alasan utama mengenai pentingnya penggunaan buku teks oleh para guru. Pertama, karena mengembangkan materi kelas sendiri sangat sulit dan berat bagi guru. Kedua, guru mempunyai waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru karena sifat dari profesinya itu. Ketiga, adanya tekanan eksternal yang menekan banyak guru.
Alasan lain bagi penggunaan buku teks sebagai berikut:
1) buku teks merupakan kerangka kerja yang mengatur dan menjadwalkanwaktu kegiatan program pengajaran;
2) di mata siswa, tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan;
3) tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka tidak ditangani secara serius;
4) dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus;
5) buku teks menyediakan teks pengajaran dan tugas pembelajaran yang siap pakai
6) buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk menyediakan bahan pembelajaran;
7) siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya buku teks dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi;
8) bagi guru baru yang kurang berpengalaman, buku teks berarti keamanan, petunjuk dan bantuan.

C. Rendahnya Mutu Buku Teks Pelajaran di Sekolah
Rendahnya kualitas buku teks/pelajaran yang dipakai di berbagai sekolah disebabkan karena adanya pereduksian terhadap makna pendidikan menjadi pengajaran; kurikulum menjadi RPP; dan ilmu pengetahuan dalam buku pelajaran menjadi LKS. Rangkaian “Pengajaran—RPP—LKS” menjadikan pembelajaran di kelas berjalan hanya untuk memenuhi target jam pelajaran.
Menurut Darmaningtyas, setidaknya ada empat alasan rendahnya kualitas buku teks dari tingkat TK-SMA yang dewasa ini banyak beredar di sekolah-sekolah. Pertama, secara objektif, secara struktur dan nalar berpikir, buku-buku pelajaran kita yang diterbitkan berada di bawah standar sehingga dengan sendirinya akan berdampak buruk pada proses berpikir murid. Kedua, banyak buku pelajaran yang ditulis tidak berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, budaya dan geografis murid berada, tetapi lebih berdasarkan latarbelakang sosial, budaya dan geografis penulis. Ketiga, isi buku-buku pelajaran dari TK hingga perguruan tinggi umumnya amat bias kelas menengah, bias kota, bias gender dan bias Jawa. Hal ini terutama terjadi pada buku IPS, Sosiologi, Geografi, Antropologi dan Bahasa Indonesia. Sering, conoth atau situasi yang yang digambarkan dalam buku-buku itu adalah situasi kerja kantoran, kelas sosial yang mapan, dan profil seorang ayah yang semuanya berada di Jawa. Keempat, penampilan fisik buku, dari cover hingga penyajian tata letak seringkali berubah setiap tahun, tetapi substansi buku sama saja. Hanya bahasanya yang dibolak-balik.
Tinggi rendahnya kualitas buku selain disebabkan wujud fisik, juga ditentukan oleh isi yang disampaikan penulisnya. Materi/isi buku dianggap berbobot apabila setelah membaca buku tersebut pembaca dapat merasakan suatu nilai tambah ataupun bahan pemikiran yang mengarah pada perbaikan keadaan.
Rendahnya kualitas buku teks di Indonesia, secara umum berbanding balik dengan kualitas buku-buku bacaan yang ditulis oleh para penulis mancanegara. Sebut saja buku Harry Potter karya J.K Rowling dari Inggris, telah dicetak jutaan eksemplar bahkan telah difilmkan di layar lebar yang menyedot jutaan penonton. Demikian pula buku Positive Thinking dan If You Think Can You Can karangan Norman Vincent Peale, The One Minute Manager dan The Heart of Leader karangan Ken Blanchard, dan sebagainya yang terjual jutaan eksemplar di berbagai negara. Kemampuan J.K. Rowling dan penulis lain di atas dalam bercerita membuat karya mereka memiliki kekuatan dalam menghimpun orang untuk mencermati, menikmati, dan mengoleksi, bahkan menjadi acuan ide pembacanya dalam bertindak.
Selama ini, buku Teks PAI yang digunakan di SMP-SMP di Kota Pekalongan adalah buku pelajaran PAI yang disusun oleh Tim MGMP Pendidikan Agama Islam SMP Kota Pekalongan dan diterbitkan oleh CV Sahabat Utama Batang. Pengamatan sederhana penulis terhadap buku-buku teks PAI SMP yang ada di Kota Pekalongan jika dianalisis dengan pembacaan Permendiknas No 48 tahun 2007 yang berisi kriteria kualitas materi/isi, kualitas penyajian dan kualitas kesesuaian dengan kandungan Al-Qur’an nampak kurang bermutu. Pada aspek evaluasi (uji kompetensi) yang dibuat nampak lebih menekankan aspek kognitif ketimbang aspek afektif dan psikomotorik, di samping kurang mencerminkan kepada Standar Kompetensi (SK), Komptensi Dasar (KD) dan indikator hasil penilaian yang ingin dicapai. Artinya, pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah dari TK hingga SMA saat ini dianggap sebagai sains (pengetahuan). Dengan demikian, karakteristik pengajaran dan sistem evaluasinya pun tidak jauh berbeda dengan mata pelajaran IPA, IPS, matematika, dan pelajaran lainnya.
Begitu juga kualitas penyajian pembelajaran nampak sekali tidak koheren, tidak konsisten dan tidak proporsional dalam menguraikan materi-materi yang ada, meski ada kesesuaian dengan kandungan/tema pokok Al-Qur’an yang meliputi Al-Qur’an, hadits, fiqih, aqidah, akhlak, dan sejarah Islam.
Padahal, sebagaimana disepakati bersama, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) memegang peran paling sentral dalam hal pendidikan moralitas. Ajaran agama, baik yang menyangkut hablun min-Allah (hubungan dengan Allah) maupun hablun min an-Nas (hubungan dengan sesama manusia) sangat kental dengan muatan nilai, moral dan budi pekerti. Jadi, penekanan muatan afektif (nilai, moral) dan psikomotorik (aksi/praktik) dalam buku-buku Pendidikan Agama Islam (PAI) seyogyanya sejajar dengan muatan kognitif (pengetahuan). Demikian pula desain evaluasinya pun seharusnya berbeda dengan mata pelajaran lainnya

D. Aspek Kualitas Buku Pelajaran
Buku dikatakan berkualitas atau layak jika setelah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan memenuhi kriteria kelayakan sebagai sumber belajar di satuan pendidikan dan ditetapkan oleh Menteri. Untuk buku teks muatan lokal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh dinas pendidikan provinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan.
Menurut Zaenal Muttaqin, buku yang berkualitas adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya. Dalam menelaah untuk kepentingan evaluasi dan pengembangan materi pembelajaran, pengamatan (evaluasi) tersebut mencakup: kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikaan.
Dalam tulisan Zaenal Muttaqin yang berjudul Tinjauan terhadap Buku Materi Ajar PAI Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas X dan XI Karangan DR. H. Moh. Matsna, MA., Terbitan Karya Toha Putra Semarang, ia menguraikan kriteria buku dikatakan layak atau berkualitas, yakni:
1. Aspek kelayakan isi, yang terdiri atas:
a. Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, berupa kelengkapan materi, keluasan materi dan kedalaman materi.
b. Akurasi materi berupa acuan sumber materi, penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan, pencantuman contoh dan kasus, penempatan gambar, foto dan ilustrasi, penulisan ayat Al-Qur’an dan transliterasi serta acuan pustaka.
c. Relevansi materi dengan isu-isu terkini seperti gender, HAM, kerukunan antar umat beragama, iptek dan wawasan nasionalisme.
2. Aspek kelayakan penyajian, yang terdiri atas:
a. Kelengkapan penyajian yang terdiri atas bagian awal (sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar/ilustrasi dan daftar lampiran), bagian inti (judul bab, uraian bab, ringkasan bab, latihan/contoh soal untuk bahan evaluasi dan penyertaan gambar/foto sebagai ilustrasi) dan bagian akhir (indeks, glosarium, daftar pustaka dan lampiran).
b. Pendukung peyajian yang terdiri atas kata pengantar, pendahuluan, rujukan/sumber dan identitas pada setiap ilustrasi, daftar indeks (subjek), glosarium, daftar pustaka dan rangkuman.
c. Penyajian pembelajaran yang terdiri atas keruntutan materi, kekoherensian, konsistenasi, keseimbangan/proporsionalitas materi, berpusat pada peserta didik, mendorong kemandirian dalam belajar, mendorong keingintahuan siswa dan memuat evaluasi kompetensi.
3. Aspek tambahan berupa kesesuaian dengan tema-tema pokok kandungan Al-Qur’an berupa tema besar seputar keimanan (aqidah), hukum Islam (syari’ah), etika moral (akhlaq), ritual keagamaan (ibadah) dan pergaulan (mu’amalah).
Dengan melihat kriteria kelayakan atau kualitas suatu buku teks dapat disimpulkan bahwa buku teks dikatakan berkualitas jika sesuai dengan standar nasional pendidikan, baik pada aspek materi/isi, kebahasaan, dan penyajian (kegrafikaan). Untuk buku teks PAI, perlu ditambahkan kriteria kelayakan atau kualitas materi buku yang koheren dengan kandungan pokok ajaran Islam dalam Al-Qur’an, hadits, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah Islam.

E. Bagaimana Mutu Buku Teks Pelajaran PAI SMP yang Disusun Tim MGMP PAI SMP Kota Pekalongan?
Mengingat begitu luasnya aspek penilaian yang menjadi tolak ukur kriteria mutu buku pelajaran PAI tersebut di atas, maka penulis mencoba menyoroti beberapa hal, yang tentunya masih banyak kekurangan karena perlu dieksplorasi lebih lanjut melalui suatu penelitian yang mendalam. Meski demikian, pembacaan penulis terhadap mutu buku PAI ini bisa dijadikan bahan revisi bagi tim penulis PAI MGMP PAI Kota Pekalongan.

1. Mutu Materi Buku Teks PAI SMP
a. Kesesuaian Uraian Materi dengan SK dan KD
Secara umum, uraian materi yang terdapat dalam Buku Teks PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan tersebut, secara umum sudah sesuai dengan SK dan KD, dalam pengertian bahwa di tiap bab sudah dicantumkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai.
Namun jika dihubungkan dengan SK dan KD PAI SMP sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi , maka terlihat ada semacam ke’tidaknyambungan’ beberapa uraian KD yang ada di buku tersebut dengan KD PAI SMP yang ada di Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi tersebut. Misalnya pada Buku PAI Kelas IX Semester I pada bab 6 dengan SK ”Menerapkan Syariah (Hukum Islam) dalam Kehidupan Sehari-hari,” KD yang dicantumkan hanya satu, yakni: ”Siswa mampu memahami ibadah haji dan umrah”. Padahal dalam Permendiknas tersebut KD yang ingin dicapai siswa ada 2: (1) menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah dan (2) memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
Adapun yang menyangkut kelengkapan materi berupa keluasan materi dan kedalaman materi, secara umum, Buku Teks PAI SMP ini tidak luas dan cukup dangkal menguraikan materi dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai penjabaran dari SK dan KD, sehingga menurut penulis, materinya tidak memberikan informasi utuh bagi guru dan siswa untuk mengembangkan materi berikutnya. Jumlah halaman buku yang rata-rata hanya 50-an halaman menjadi pemaklum akan keterbatasan uraian materi dari segi keluasan dan kedalaman.
b. Akurasi Materi
Akurasi materi berupa acuan sumber materi di tiap-tiap bab dan sub bab memang tidak dicantumkan, dalam pengertian Buku Teks PAI SMP ini tidak mencantumkan semacam footnote atau setidaknya sumber bacaan di bagian penutup bab. Padahal penyebutan sumber bacaan yang relevan akan membantu guru dan siswa untuk mencari informasi tambahan sebagai bahan pengayaan wawasan.
Adapun penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan tidak akurat. Hal ini terdapat pada bab 1, di mana penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan tidak akurasi dengan SK dan KD yang ada. Pada Bab 3 yang menjelaskan tentang hari kiamat, penentuan pokok bahasan dan sub pokok bahasan tidak sesuai dengan SK dan KD yang ada. Di KD tercantum: “Menyebutkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Hari Akhir” tetapi pencatuman ayat tentang hari akhir tidak dijadikan pokok bahasan maupun sub pokok bahasan tersendiri. Demikian pula sub pokok bahasan tentang “Peristiwa-peristiwa Setelah Hari Kiamat”; sub pokok bahasan “Balasan Amal Baik dan Buruk”; sub pokok bahasan “Fungsi Beriman kepada Hari Akhir dalam Kehidupan”, juga tidak dicantumkan dalam KD. Demikian juga pada bab-bab lainnya.
Hanya pada bab 7 uraian pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang bisa dikatakan sudah cukup bagus dan akurat, setidaknya dari sudut sistematika. Demikian pula, uraian materi secara umum sudah cukup sinkron antara pembahasan bab utama dengan sub pokok bahasannya.
Adapun mengenai contoh dan kasus, dalam Buku Teks PAI SMP ini tidak dicantumkan satu contoh maupun kasus mulai dari bab 1-7. Demikian pula penempatan gambar, foto dan ilustrasi, buku ini dinilai miskin, sehingga tidak mampu memberi imajinasi kepada siswa tentang gambaran materi yang disampaikan, meski hanya informasi awal untuk dapat dikembangkan oleh guru dan siswa nantinya.
Secara umum, penulisan ayat Al-Qur’an pada buku ini sudah baik, sesuai standar/ketentuan yang ada, walaupun tidak disertai transliterasi serta acuan pustaka pada akhir buku sebagai sumber referensi. Ayat Al-Qur’an dapat dibaca dengan baik, menggunakan format huruf standar Depag. Tetapi penulisan matan hadits pada beberapa tempat masih terdapat kesalahan.
c. Relevansi Materi dengan Isu-isu Terkini
Relevansi materi dengan isu-isu terkini seperti gender, HAM, kerukunan antar umat beragama, iptek dan wawasan nasionalisme tidak disinggung secara jelas (eksplisit) dalam Buku Teks PAI SMP ini. Isu gender sebenarnya bisa dimunculkan ketika membahas bab aqiqah pada bab 5 mengenai jumlah binatang ternak yang harus disembelih untuk aqiqah di mana bayi laki-laki 2 ekor dan bayi perempuan satu ekor.
Isu tentang iptek tidak dibahas dalam buku PAI ini. Mengenai kerukunan dalam beragama, buku ini secara implisit membahasnya, ketika menguraikan materi tasamuh pada bab 4 berdasarkan QS. Al-Kafirun ayat 6. Isu mengenai HAM tidak disinggung secara jelas (eksplisit), tetapi tersirat pada Bab 4 tentang tasamuh mengenai hak dasar manusia untuk memeluk agama, dan hak dasar manusia untuk hidup merdeka sebagaimana diungkap sekilas dalam Bab 7 tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara.
Isu terkini tentang nasionalisme juga sedikit disampaikan pada bab VII tentang masuknya Islam di Nusantara, khususnya ketika membahas Kerajaan Demak dengan Patiunus sebagai rajanya yang melawan Portugis di Maluku dan Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Makassar yang melawan penjajahan VOC Belanda.
Dengan melihat data aspek mutu materi di atas melalui pembacaan Permendiknas No 48 tahun 2007, menurut penulis, buku Teks Pelajaran PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan dapat dikatakan kurang bermutu.

2. Mutu Penyajian Buku Teks PAI SMP
a. Kelengkapan Penyajian
Kelengkapan penyajian yang terdiri atas bagian awal (sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar/ilustrasi dan daftar lampiran); dimensi buku cukup proporsional dengan ukuran buku 20×28 cm (ukuran kwarto), desain cover buku cukup sederhana, font yang dipakai cukup proporsional dan standar (Arial 12 untuk bagian isi dan font arial 10 untuk penulisan SK, KD dan indikator. Demikian pula jenis kertas yang memakai kertas koran yang dipercaya menghemat ongkos produksi (yang berpengaruh pada harga buku di pasaran).
Adapun pada bagian inti (judul bab, uraian bab, ringkasan bab, latihan/contoh soal untuk bahan evaluasi secara keseluruhan dinilai cukup baik. Hanya saja, penyajian pada bagian inti ini terasa monoton, karena tidak disertakan gambar/foto sebagai ilustrasi materi yang dibahas. Juga, tidak ada rangkuman di akhir uraian tiap bab sebagai gambaran umum materi yang dibahas. Pada bagian latihan soal (uji kompetensi) terdapat variasi jenis latihan antara pilihan ganda, mengisi titik-titik, menjawab pertanyaan essay dan tugas individu siswa dengan model penugasan yang bermacam-macam. Hanya saja sayangnya pada bagian akhir (indeks, glosarium, daftar pustaka dan lampiran) tidak terdapat indeks, glosarium atau lampiran tertentu, yang ada hanya daftar pustaka dan halaman kosong yang berguna sebagai catatan.
b. Pendukung Penyajian
Pendukung peyajian yang terdiri atas kata pengantar, pendahuluan, rujukan/sumber dan identitas pada setiap ilustrasi, daftar indeks (subjek), glosarium, daftar pustaka dan rangkuman, dinilai tidak memuaskan karena hanya menampilkan kata pengantar dari penyusun tanpa disertai petunjuk penggunaan buku atau hal-hal lain yang dapat memberikan pemahaman lebih terhadap isi buku. Rujukan/sumber, ilustrasi, daftar indeks (subjek), glosarium, daftar pustaka dan rangkuman. Di identitas buku pada bagian awal pun tidak disebutkan mengenai kelayakan buku menurut standar internasional (International Standart Book Number/ISBN) atau sekedar pengantar dari pihak penerbit.
c. Penyajian Pembelajaran
Penyajian pembelajaran yang terdiri atas keruntutan materi, kekoherensian, konsistensi, keseimbangan/proporsionalitas materi, dipandang sudah cukup baik dan cukup memadai setidaknya sebagai bahan ajar modal awal.
Menurut penulis, Buku PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan disusun sesuai standar keruntutan materi serta antara sub pokok bahasan satu dengan sub pokok bahasan lain dalam satu pokok bahasan saling bertautan dan berhubungan (koheren).
Mengenai konsistensi penggunaan istilah, konsep atau kerangka penulisan, menurut peneliti nampaknya tidak konsisten. Pada beberapa bab, seperti bisa dilihat pada bab 1, 2, 3, dan 4 yang menyertakan indikator dalam SK dan KD-nya, tetapi pada bab-bab terakhir (5, 6, dan 7) tidak menyertakan indikator pada SK dan KD yang dibahas. Peta Konsep juga terdapat pada bab 1, 2, 3, 4, dan 7 tetapi tidak terdapat pada bab 5 dan 6. demikian pula terjadi ketidak-proporsionalistas/keseimbangan dalam menguraikan materi: kadang materi diuraikan singkat, kadang diuraikan secara luas meski tidak mendalam.
Jadi secara umum, Buku Teks PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan peneliti nilai belum mampu banyak berbicara secara komunikatif dan inspiratif terhadap siswa sehingga sulit rasanya menilai buku ini akan dapat menggugah rasa keingintahuan siswa jika hanya mengandalkan buku ini saja.
Dengan melihat data aspek penyajian buku di atas melalui pembacaan Permendiknas No 48 tahun 2007, menurut penulis, buku Teks Pelajaran PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan dapat dikatakan kurang bermutu.




3. Kesesuaian Materi Buku Teks PAI SMP dengan Kandungan Al-Qur’an
Kesesuaian isi buku dengan aspek ajaran Islam merupakan aspek tambahan dalam buku teks keagamaan seperti pada PAI, berkaitan penilaian kelayakan/kualitas suatu buku teks.
Pada kurikulum madrasah (MI, MTs, dan MA) yang disusun berdasarkan Permenag No 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan PAI dan Bahasa Arab, materi-materi yang ada dalam PAI dimasukkan ke dalam bidang studi secara terpisah. Ada pelajaran Al-Qur’an-Hadits, Aqidah-Akhlak, Fiqih, Sejarah Islam dan Bahasa Arab. Sedangkan pada Pada kurikulum sekolah (SD, SMP dan SMA), mata pelajaran keagamaan tersebut di atas dimasukkan ke dalam satu bidang studi bernama Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dengan mengamati buku PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan, peneliti menilai bahwa materi tentang Al-Qur’an, Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Islam tersebut diuraikan dalam masing-masing bab, menyesuaikan SK dan KD yang telah ditentukan pada setiap babnya.
Penguatan materi PAI berdasarkan kandungan Al-Qur’an pada dasarnya dilakukan dalam rangka agar tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia (beretika, berbudi pekerti, adil, saling menghargai, dan harmonis) tercapai, baik dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan.
Dengan demikian, tingkat kesesuaian materi Buku Teks PAI SMP yang disusun oleh Tim MGMP PAI Kota Pekalongan dengan kandungan Al-Qur’an setelah melalui penilaian yang terdiri dari 6 aspek, yakni: Al-Qur’an, Hadits, Aqidah, Akhlak, Hukum (Fiqih) Islam, dan Sejarah Islam, dikatakan baik/bermutu.

DAFTAR BACAAN

Ahsan, Reorientasi Kurikulum PAI, www.ahsanblogspot.com

Andra Diah Rahmawati, Kekuatan di Balik Buku, (Jakarta: Majalah MATABACA, Volume 2 No. 12 Agustus 2004.

Ansary Hasan and Esmat Babaii. Universal Characteristics of EFL/ESL Textbooks: A Step Towards Systematic Textbook Evaluation. The Internet TESL Journal, Vol. VIII, No. 2, February 2002. http://iteslj.org, hlm. 2

Darmaningtyas, Buku yang Memperbodoh dan Memiskinkan Masyarakat”, Kompas, 29 Juli 2003.

Ensiklopedi Indonesia (1980), h. 538

H.G. Tarigan dan Djago Tarigan, Buku Teks Bahasa Indonesia. (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), hlm. 13

http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=1287310775425615821&postID=7870295675355711889.

Ibnu Su’ud, “Buku Bagi Peningkatan Kualitas SDM”, (Jakarta: Majalah Mimbar Ulama, 2001), h. 23.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005. Lihat juga Permendiknas No. 48 tahun 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Sejarah yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam Proses Pembelajaran.

Permenag No 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah.

Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum PAI

Permendiknas No. 48 tahun 2007 tentang Penetapan Buku Teks Pelajaran Sejarah.

Tim MGMP Kota Pekalongan, Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VII-IX, (Batang: Penerbit Shabat Utama, tt.).
Zaenal Muttaqin, Telaah Analitik Materi Hadits tentang Kewajiban dan metode dakwah dalam Buku Ajar Qur’an Hadits Madrasah Aliyah, http://izaskia.wordpress.com/2010/05/30/telaah-analitik-materi-hadits-tentang-kewajiban-dan-metode-dakwah-dalam-buku-ajar-qur%E2%80%99an-hadits-madrasah-aliyah/
Zaenal Muttaqin, Tinjauan terhadap Buku Materi Ajar PAI Al-Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas X dan XI Karangan DR. H. Moh. Matsna, MA., Terbitan Karya Toha Putra Semarang , http://izaskia.wordpress.com/2010/03/17/tinjauan-terhadap-buku-materi-ajar-pai-al-quran-hadits-madrasah-aliyah-kelas-x-dan-xi-karangan-dr-h-moh-matsna-ma-terbitan karya-toha-semarang, 17 Maret 2010.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda